Analogi Sederhana Memahami Reksadana

Tak dipungkiri masih banyak orang yang bingung membedakan antara Reksadana dan Saham. Banyak juga yang bertanya bagusan investasi Saham atau Reksadana?

Jawabannya sangat mudah, tergantung selera.

Lantas, apa yang membuat kita memutuskan untuk memilih salah satu atau memilih keduanya juga boleh kok. Kembali lagi itu sesuai selera masing-masing.

Kali ini akan dipaparkan dengan analogi sederhana agar mempermudah pemahaman.

Source: pixabay.com - Free Copyright

Analogi Makanan

Setiap hari kamu pasti sering menjumpai orang jualan makanan bertebaran di mana-mana. Sebut saja, salah satu makanan semisal Rujak Buah.

Source: pixabay.com - Free Copyright
Sebelumnya kita sepakati bersama bahwa kebutuhan kita adalah berinvestasi. Hanya saja di sini muncul dua opsi yang cukup mudah untuk dijawab, yakni kamu lebih memilih membeli ataukah membuat rujak sendiri?

Opsi membeli rujak

Kalau kamu ingin praktis, maka pilihan membeli rujak lebih baik. Di sini tentu kamu akan diuntungkan beberapa hal semisal kamu tak perlu repot-repot membuat rujak sendiri.

Ketika membuat rujak sendiri tentu kamu akan membutuhkan waktu, belum tentu racikan terstandardisasi, menentukan takaran, dan lain sebagainya.

Nah, Reksadana itu ibaratnya sekumpulan bahan atau buah (produk investasi, seperti saham atau obligasi) yang diracik oleh tukang rujak tadi. Tukang rujang tadi dinamakan Manajer Investasi (MI) yang bertugas menghimpun dana-dana investor yang selanjutnya akan diracik untuk dibelanjakan sejumlah instrumen investasi, seperti Saham, obligasi, dan Pasar Uang.

Istilah meracik di sini diartikan MI akan menganalisa produk-produk investasi mana saja yang akan dibeli. Tenang saja, MI ini adalah orang yang sudah memiliki sertifikasi ahli dalam mengelola investasi. Makanya, kemampuan tingkat analisanya beragam tergantung kemampuan juru raciknya, seperti analisis ekonomi, analisis fundamental, analisis teknikal, dan strategi analisis lainnya.

Itulah tugas MI sebagai juru racik untuk membelanjakan dan mengelola produk-produk investasi. Sekumpulan koleksi (Saham, Obligasi, dan Pasar Uang) belanjaan tadi dinamakan portofolio. Semakin bagus racikannya, maka keuntungan investor akan kian menghasilkan.

Reksadana merupakan sekumpulan dana investor yang dihimpun dan dikelola oleh Manajer Investasi untuk diinvestasikan sejumlah produk investasi atau surat berharga. Apa yang didapat MI? dia akan mendapatkan komisi tertentu atas jasa yang diberikan.

Opsi membuat rujak sendiri

Bila kamu memiliki kemampuan meracik sendiri tentu akan jauh lebih baik. Kamu akan diuntungkan untuk bebas meracik rujak yang kamu bikin semau kamu, apakah kamu ingin rasa rujaknya lebih pedas, unsur buah tertentu lebih banyak, tingkat kekentalan bumbu, dan sebagainya.

Jadi, kamu bertindak sebagai juru racik sendiri. Kamu bebas belanja produk-produk investasi sendiri dan mengatur koleksi belanjaanmu, menentukan kapan jual dan kapan belinya serta tak perlu membayar komisi kepada MI. Sebab, kamu yang memegang seluruh kendalinya dan tak perlu sertifikasi.

Sebenarnya untuk memilih opsi ini tak harus memiliki keahlian khusus. Kita bisa menganalisa secara sederhana saja sudah cukup, semisal kamu yakin Saham tertentu yang bagus kinerjanya.

Sederhanya, kinerja bisa diukur dari tingkat labanya, kalau tumbuh positif bahkan trennya terus meningkat dari tahun ke tahun berarti bagus untuk dibeli. Sederhanya lagi, belilah Saham yang popular, seperti produk yang sering digunakan kamu atau orang kebanyakan, semisal INDOFOOD (IDX:INDF), pemakai Telkomsel beli Saham TLKM, dan sebagainya.

Sementara, kalau Obligasi belilah yang terbitan Pemerintah, seperti ORI, SBR, dan lainnya. Sebab, Obligasi pemerintah minim risiko gagal bayar alias lancar jaya dan aman.

Contoh sederhanya adalah kita berkaca pada investor ulung dunia bernama Warent Buffet. Analisa dia cukup sederhana, ia hanya akan membeli Saham yang dia kenali dan sering dipakai orang yang kemudian disimpan dalam waktu yang lama untu di jual suatu saat nantinya. Ia bahkan tak pernah tertarik membeli Saham teknolgi sekelas Apple karena dia merasa tak memahami sektor itu.

Analogi Transportasi

Setiap hari kamu pasti sering menjumpai orang menggunakan transportasi sebagai penunjang mobilitas keseharian.

Source: negativespace.co - Free Copyright
Pertanyaanya sederhana juga, keseharian kamu lebih memilih naik kendaraan umum atau kendaraan pribadi?

Reksadana itu ibaratnya naik kendaraan umum, kamu tinggal membayar tiket saja. Maka pak Sopir akan mengantarkanmu dan kamu mempercayakannya untuk sampai tujuan.

Nah, pak Sopir itu ibaratnya berperan sebagai MI. Penumpang (investor) membayar tiket (dana) itu seolah memberikan dana ke Pak Sopir (MI). Lantas, MI akan menjalan tugasnya untuk mengantarkan (membelanjakan dan mengelola produk investasi) sampai tujuan.

Keuntunganya apa bila naik kendaraan umum? Kamu akan disopiri pak Sopir itu. Kamu tinggal duduk manis dan akhirnya tiba di lokasi tujuan tanpa repot-repot kamu harus menyetir sendiri.

Dengan menggunakan kendaran pribadi kita berperan sebagi supir sendiri. Artinya, kita bebas berkendara dan menentukan kapan waktunya berhenti sejenak, beli cemilan di pinggir jalan, ngopi di Warkop, dan lainnya.

Artinya, kamu bebas berkendara (membeli dan mengelola produk investasi) semaumu, apakah ingin fokus membeli Saham tertentu saja, ataukah campur-campur dengan juga membeli Obligasi dan Pasar Uang. Semakin bagus berkendaramu, maka potensi keuntungan kian membesar.

Simpulan

Apabila kamu ingin praktis berinvestasi sebaiknya memilih berinvestasi produk Reksadana. Reksadana itu sekumpulan surat berharga yang dikelola oleh Manajer Investasi (MI) yang telah tersertifikasi. Dengan dana Rp 100.000 an saja kamu sudah bisa beli Reksadana pilihanmu. Bahkan sekarang bisa belanja Reksadana via online, seperti layaknya kamu beli barang di toko online.

Reksadana ada beberapa macam, pembedanya ada pada komposisinya saja. Semisal jenis Reksadana Saham, maka secara umum MI akan membeli investasi Saham lebih dominan ketimbang lainnya. 

Sementara, Reksadana campuran, maka akan campur-campur isinya, seperti ada Saham, Obligasi, dan Pasar Uang. Demikian pula dengan Reksadana lainnya.

Reksadana cocok bagi kamu yang menginginkan kepraktisan dan alternatif membeli membeli saham yang mahal via jalur Reksadana. Berbeda bila kita berinvestasi saham sendiri, maka ketika ingin membeli saham kakap akan membutuhkan dana yang besar atau dalam. Nah, lewat Reksadana inilah akan terakomodir karena belinya keroyokan dibelikan oleh MI terkait.

Sebaliknya, keuntungan bila tak berinvestasi di Reksadana adalah kebebasan meracik dan mengelola produk investasi sendiri dan tak dikenakan komisi seperti halnya Reksadana.

Kuncinya sederhanya ya, setidaknya paham dan kenal sama produk investasi yang hendak kita beli ya mending membelinya sendiri atau kita berinvestasi sendiri dengan persentase tertentu dan mengalokasikan persentase tertentu ke Reksadana juga boleh. Kembali lagi itu adalah pilihan selera.

Yuk, berinvestasi di Reksadana, cukup dengan uang 100 ribu saja sudah kamu sudah bisa memiliki Reksadana dan di jual suatu saat nantinya. Toh, rata-rata keuntungannya jauh lebih besar ketimbang menimbun uang di Tabungan Bank.

(fen)

0 komentar:

Post a Comment